Memahami Satu Sama Lain: Pelajaran dari Mama dan Papa Tentang kepuasan

Posted on

Memahami Satu Sama Lain: Pelajaran dari Mama dan Papa Tentang kepuasan

Malam ini sangat suntuk tidak ada kerjaan yang bisa aku kerjakan. Papa dan Mama dari dari jam 9 tadi sudah masuk kamar tidur. Aku yang sudah bosan ingin tidur juga dan jam diruang tamu menunjukan pukul 10 malam. Saat aku hendak menuju kamarku dan melintasi kamar papa dan mama aku mendengar suara khas orang sedang bers*tubuh.

Aku segera mengintip apa yang sedang terjadi kamar papa dan mama dari lubang kunci dikamar mereka. Terlihat papa sedang menyetub*hi mama dengan posisi mama dan dibawah. Aku sangat ter*ngs*ng melihat kejadian bers*tubuh seperti itu, aku juga sering melakukan hubungan int*m dengan pacarku karena aku sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swata di kota Y.

Tapi kali ini walau aku hanya melihat tapi aku sangat ter*ngs*ng melihat adegan bers*tubuh papa dan mamaku karena mama sangat terlihat sangat mengga*rahkan dan terlihat lebih mengusai keadaan daripada dengan papaku. Aku segera melepaskan celanaku dan mulai mengoc*k p*nisku sambil tetap melihat adegan berh*bungan b*dan papa dan mama yang semakin l*ar.

Terlihat papa kalah dari mama dan mama memang terlihat sangat haus s*x. Mereka tidak pernah mengganti posisi dalam berhubungan int*m mungkin dari dulu mereka melakukannya dalam posisi biasa itu saja. Aku yang sudah tidak tahan ingin memuncratkan sp*rmaku akhirnya sp*rma keluar juga bersamaan dengan kepuasaan yang papa dan mama peroleh.

Baru kali ini aku sangat merasakan kenikmatan yang tiada tara walau hanya dengan on*ni saja. Dalam benakku berfikir bagaimana rasanya berc*nta dengan mamaku. Ketika selesai aku masih duduk dipinggir pintu kamar papa dan mama sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan on*niku. Belum sempat aku mau menaikan celanaku tiba-tiba pintu kamar terbuka.

“Eh agung apa yang kamu lakukan disini? tanya mamaku saat membuka pintu.
Nampaknya mama kaget aku duduk didepan kamar mama dan papa tanpa mengenakan pakaian dan saat itu banyak berceceran sp*rma dilantai yang tak lain adalah sp*rmaku.

“Eh ma, enggak, enggak, gini, gini” aku tidak bisa berkata apa-apa saat mama bertanya sepert itu.
“Kamu mengintip mama dan papa berh*bungan b*dan ya?” tanya mama dengan nada marah.
Nampaknya ia tidak senang aku mengintip adegan percintaan mama dengan papa.

Aku belum sempat menjawab pertanyaan mama tiba-tiba papa ikut datang.
“Ada apa ma kok ribut-ribut malam-malam?”
“ini pa agung ngintip saat kita berh*bungan b*dan tadi”,

“Ooo..
“Kok Cuma o pa”
“Ya apa yang harus aku katakan selain itu?”

“Ya harusnya papa marahi agung karena itu perbuatannya tidak baik karena ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menikah”,
“itulah kesalahan kebanyakan orang tua tidak mengjarkan masalah s*x kepada anaknya sehingga bisa terjadi hubungan diluar nikah oleh mereka”.

“Tapi kalau ini dilakukan maka dia pasti juga ingin merasakan apa yang mereka lihat pa?”
“itulah tugas kita mengajari agung jangan sampai melakukannya dengan orang lain sebelum dia menikah”
“trus sekarang gimana pa?”

“kita ajarakan kepada dia cara berh*bungan b*dan dan cara memuaskan pasangan dan juga agar mereka tidak mengkhianati pasangan mereka”.
“okelah kalau gitu pa”

“Agung ayo sekarang masuk kamar papa dan mama untuk mulai mendapatkan pelajaran tentang s*x”
“Benar pa boleh? ucapku kepada papa”.
“Boleh ayo cepat masuk”

Aku segera masuk setelah papa dan mama masuk kekamar terlebih dahulu. Dalam pikiranku sudah tidak sabar lagi untuk segera menyetub*hi mama walau mungkin mereka hanya akan mencontohkan saja tapi aku sudah mempunyai akal bagaiaman cara bisa menyetub*hi mamaku.

Ya sekarang agung papa dan mama akan memberi contoh kepada kamu tentang berhubungan int*m yang benar. Benar dugaanku mereka hanya ingin memberi contoh saja dan tidak akan menyuruhku untuk mempraktekannya. Beberapa jam mereka berseubuh akhirnya selesai sudah mereka mencotohnya cara berhubungan int*m mereka kepadaku dan betul nampaknya selama ini mereka hanya melakukannya dengan gaya biasa saja.

“Pa, ma hanya itu saja?”
“trus kamu mau yang bagaimana?” tanya papa
“Kalau cuma begitu saja aku bisa melihatnya difilm, tapi Cuma seperti itu aku tidak tahu apakah aku bisa memuaskan pasanganku besuk, jika sekarang tidak aku paraktekan”

“trus kamu maunya apa gung?
“Ya aku ingin memratekan yang kaliyan contohkan”,
“trus dengan siapa gung sedangkan kamu blum menikah?”

“Ya dengan mama dunk pa kan papa dan mama yang mencontohkan dan aku adalah cowok sedangkan besuk aku harus memuaskan cewek jadi satu2nya cewek disini Cuma mama jadi mama harus mempraktekan dengan aku setelah menilai ku bagaiaman aku bisa memuaskan cewek atau tidak”

“Apa?????????? Mama tidak setuju! Itu perbuatan dosa melakukan hubungan sed*rah
“tapi benar juga yang dikatakan agung ma”
“tapi pa”.

“sudahlah ma layani agung sekarang, lagian mamakan sangat haus s*x dan papa sudah tidak bisa mengimbangi mama mungkin dengan adanya agung mama akan semakin terpuaskan”
“Ya udah lah kalau itu mau papa, mama akan puaskan agung. Ya udah agung hayo praktekan apa yang barusan kamu lihat”

Aku mulai melakukan pemanasan kepada mama dan mama dan papa kaget karena aku sangat profesional dalam melakukan pemanasan termasuk saat aku menj*lati v*gina mama. Mama tdk pernah merrasakan hal itu sehingga dengan sangat ter*ngs*ng untuk segera merasakn p*nisku yang lebih besar dari punya papa.

Aku mulai memasukan p*nis kedalam v*gina mama dan memang benar v*gina mama sangat enak walau sudah melahirkan satu anak tapi lebih enak dari pada punya pacarku. Dia sangat bisa memuaskan aku tapi aku juga tidak kalah dari mama sehingga mama sudah org*sme lebih dari lima kali.

“Oh agung kamu memang benar2 hebat! Mama mau keluar lagi sayang”
“Agung juga mau keluar ma, kita dapat sama2 ya ma?”
“Iya sayang tapi jangan dikeluarin didalam sayang nanti mama bisa hamil!”

“tapi papa tadi dimasukan didalam?”
Mama belum sempat menjawab pertanyaanku tetapi ayah yang menjawabnya,
“Karena papa sudah mandul gung”.

Aku kaget dan langsung memberhentikan gerakanku tapi mama tetap menggerakkan patatnya tapi dia tidak menyuruhku untuk tetap bergerak karena suasana saat itu menjadi tenang. Lama kelamaan mama juga berhenti dan org*sme yang kan datang tetunda.

“Apa itu benar pa? berarti selama ini aku tidak mempunyai adik bukan karena keadaan ekonomi kita?”
“ya bukanlah gung!!!!! Kalau ekonomi kita sangat baik bahkan kalau kita punya kesempatan punya anak 5 lagi juga masih cukup harta papa”

“memangya papa pengin anak segitu lagi?”
“enggak juga papa Cuma anak perempuan dari mama kamu. Tapi mungkin itu tidak akan terwujud dan mungkin hanya dari kamu papa berharap punya cucu perempuan saat kamu menikah nanti”

“kenapa harus menunggu nikah pa? kalau boleh aku mau mengh*mili mama. Kan tidak ada yang tahu kalau anak yang mama kandung nanti adalah anaku?” ucapku dan entah dari mana ide itu datang tetapi aku juga sangat takut jika papa marah dengan ucapanku tadi.

“Benar juga gung ucapanmu sekarang teruskan perset*buhan kaliyan dan h*mili mamamu ucap papa diluar dugaanku dan mungkin papa sedang tiak waras. Tapi aku yang mendengarkan perkataan itu segera menggerakan p*niske keluar masuk div*gina mama lagi dan mama juga segera mengimbangi lagi.

Mama tidak mau ambil pusing dengan perasaan apa yang dia ingin rasakan saat ini adalah mendapaatkan org*sme yang tertunda tadi bersama denganku. Akhirnya kami berdua mendapatkan org*sme bersama dan malam itu kamar itu aku tiduri berdua dengan mamaku sedangkan papaku tidur dikamarku.

Hubungan kami tidak berakhir disitu tapi setiap malam kami tetap melaksanakannya tetapi setelah mama memuaskan papa dulu sedangkan aku mendapatkan jatah yang kedua. Tidak apalah yang penting aku mendapatkan kepuasan yang tiada tara dari mama.

Satu bulan kami behubungan mama akhirnya hamil juga dan keluarga besaar kami sangat senang begitu juga dengan papa dan ia selalu bilang pokoknya anak sekaligus cucu dia itu harus perempuan. Setelah kehamilan mama papa lebih memberiku kesempatan untuk meyetub*hi mama.

Hari-hari yang ditunggu tiba akhirnya mama melahirkan bayi yang selama ini inginkan papa yaitu bayi perempuan yang sangat cantik seperti mama dan aku.Semua keluarga besarku sangat senang dan terutama dengan papaku. Setiap hari papa merawat bayi tersebut,

Sedangkan yang aku justru tidak mengurusi dia sama sekali tetapi justru mengurusi ibunya atau mamaku. Aku terus melakukan hub*ngan b*dan dengan mama, dan papa tetap mengijinkan, tetapi mama udah KB. Sampai saat ini aku tetap melaksanakan hubungan ini.