Pesona Mama: Kisah Tersembunyi Keluarga

Posted on

Pesona Mama: Kisah Tersembunyi Keluarga

Sebut saja namaku Andri, 19 tahun. Aku seorang mahasiswa di salah satu PTN di kotaku, kota A saat ini aku baru tahun pertama kuliah. Aku akan menceritakan pengalaman s*ksku, memang bukan yang pertama tapi masih asyik untuk diceritakan.

Aku teringat pengalamanku dengan adik sepupu ibuku.Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku dilahirkan.

Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dan didorong oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri.

Baiklah aku akan menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167 cm, ukuran d*d*nya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka berdiri tegap.

Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping dan pant*tnya aduhai cukup mengga*rahkan diusianya yang sudah melebihi 40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu,

Anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapi masih sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang,

Aku memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang masih sekolah itu.

Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jenny.

Malam itu, karena aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira pukul 09:00 pagi. Kulihat Jenny sudah tidak ada pasti sudah pergi sekolah, pikirku.

Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama sepupuku lagi di dapur tidak tahu lagi ngapain.

Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ, tiba-tiba mama datang. Udah bangun Hend, tanya mama. Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi, sambil mengangkat tanganku.

Belum sarapan yach. tanya mama lagi. Iyach belum Ma, sediain dong Ma Andri khan lapar. balasku dengan manja.Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Andri, ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.

Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.Tunggu yach. katanya singkat.Yup.. balasku.Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special, kata mama.Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.Udah Mama. tanyaku penasaran.

Tunggu sebentar. balas mamaku.Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan, dan tiba-tiba ia memegang kepalaku dari arah depan. Aku sepertinya menc*um sesuatu yang wangi yang pernah kukenal,
Belum habis aku melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang cukup wangi itu. Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu. Ahh aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai apa-apa lagi.

Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat sel*ngk*ngan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang tertata rapi di sekitar tepian lubang v*ginanya, buah d*d*nya bergelayut indah.

Pen*sku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana training di rumah). Ayo Sayang, cicipi sarapanmu. katanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan or*l s*ks langsung menusukkan l*dahku ke dalam v*ginanya dan menyedotnya dengan penuh n*fsu. Aku menghis*p v*ginanya dan mengeluar-masukkan l*dahku di dalam v*ginanya. Aaah.. ehmmm.. enak.. Sayang terusin. d*sahnya.

Kl*torisnya kuhis*p-his*p, ia semakin menggelinjang dan pant*tnya terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas. Tangan kananku mencari lubang pant*tnya dan memasukkan j*ri t*ngahku ke dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu.

Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Sayang ia semakin menggelinjang. Kira-kira 12 menit l*dahku bergerilya di v*ginanya, aku turun ke bawah dan mengangkat kakinya. Aku melihat lubang an*snya berwarna kecoklatan dan langsung l*dahku bermain di sana,

Ia seperti buang air menahan nafas dan lubang pant*tnya terbuka sedikit demi sedikit dan memudahkan permainan l*dahku di dalam an*snya. Goyangan Nikmat Dari Mama Sepupuku Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku,

Ia hanya memandang sampai aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak bekedip melihat pen*s pusakaku telah berdiri tegap dan menantang. Wow.. besar sekali. gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar. Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm.

Ia langsung tengkurap di atas meja makan dan memegang pen*sku dan langsung mengeluarkan l*dahnya.Ah.. ehmmm.. d*sahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan pen*sku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kem*luanku terlalu besar untuk bisa muat di dalam mulutnya,

Tapi karena ia tetap berusaha, aku menyentakan pinggulku ke depan, Ehghhhkk ia tersedak tapi kem*luanku berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya. Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kem*luanku.

Aku mulai memaju-mundurkan pant*tku seolah-olah aku sedang menyet*buhi v*ginanya, tapi tiba-tiba ia mencengkeram p*haku dengan kuat. Pandangannya seperti memohon untuk mengeluarkan kem*luanku dari mulutnya dan akhirnya aku mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap.

Setelah kem*luanku keluar dari mulutnya, Hend kamu kasar.. katanya kembali memegang dan mengelus pen*sku dan aku menggelinjang ketika ia mulai kembali menghis*p kepala kema*luanku, Ah.. enak.. Ma.. Ma tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku mengacak-ngacak rambutnya.

Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 6* dan aku meny*dot kembali v*ginanya, belum lama aku menj*lati v*ginanya yang berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti menj*lati pen*sku dan kemudian ia memekik lirih.

Ohhh.. ahhh.. enakkk.. Sayang.. Kemudian dari v*ginanya keluar cairan putih. Ser.. slur.. slur.. Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menj*latinya dn menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan pen*sku ke dalam lubang kem*luannya yang sudah mengkilap karena l*dah dan m*ninya.

Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke bawah dan aku mengarahkan kem*luanku ke v*ginanya. Yach.. masukkan sekarang Sayang.. nafas mama semakin memburu berarti kembali bern*fsu dan, Bles.. shhh.. pen*sku yang besar masuk ke dalam v*ginanya tanpa kesulitan lagi.

Ah.. beh.. shetttss.. pekik mamaku merasakan kem*luanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai mengoc*knya. Bleb.. bleb.. begitu bunyi ketika aku mulai mengoc*k kem*luanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan nikmat.

Tanganku meremas kedua pay*daranya yang menantang itu, put*ngnya yang besar berwarna coklat tua kuhis*p dan meremasnya dengan kuat. Akh.. ahhh.. nikmhhmmat Sayannggg.. sambil mem*lin kedua put*ngnya secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat beraturan.

Aku naik ke atas dan menc*um bibirnya dan memainkan l*dahku di dalam rongga mulutnya dan l*dah kami saling mem*lin dengan bibir saling menghis*p. kem*luanku terasa disedot-sedot oleh dinding v*ginanya dan terasa dipijit.

Ma.. ahhh.. enak sekali Ma.. aku semakin bersemangat. Heendriii.. lebih kencang.. rintihnya memberi semangat kepadaku, aku merasakan kem*luanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram bahuku dengan kuat.Ah..

Mama keluuaarrr Sayang.. nafasnya turun naik, pen*sku terasa dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak di sekitar kem*luanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada diriku. Badanku terasa melayang dan

Ah.. ah.. owwhhh.. Maammaaa aku keluar Ma.. teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan kuat. kem*luanku mengeluarkan sp*rma dengan banyak sekali mungkin sampai 7 kali sembur di dalam v*ginanya, hingga sp*rmaku memenuhi r*him mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan sp*rmaku sendiri.

Sepuluh menit kemudian aku mencabut kem*luanku dan mengelapnya begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat. Mama pun bangkit dan kemudian aku berkata, Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma.. candaku.Mau nambah.. kedip mata mamaku.

Tentu dong, sapa takut.. ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya. Waktu itu pukul 11:30 siang. Kemudian aku bermain lagi dengan mamaku sepuasnya sampai Jenny pulang dan kemudian aku, mama dan Jenny makan siang bersama.

Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan s*ks dengannya. Siang itu, Jenny harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergi selama seminggu.

Ma.. Jenny akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu. izin Jenny pada mamanya. Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga. Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan baru balik 10 hari lagi. kata Jenny setengah memohon,

Karena ia memang sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal sendiri. Yach tentu, Jenny. ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti. Pukul 03:00 siang Jenny pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.

Ma, apa menu makan malam kita Ma.. tanyaku sambil mencolek pant*tnya yang bahenol. Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jenny pulang aku melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur, garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di atas meja makan.